Peserta Temu Karya Nasional Berfoto bersama di Gedung MPR RI, 16/8 2016
JAKARTA â– Peserta Temu Karya Nasional dalam rangka Lomba Desa dan Kelurahan Tahun 2016 ikut mendengarkan Pidato Presiden Indonesia PADA Sidang Tahunan MPR RI tanggal 16 Agustus 2016 di Senayan. Dengan iringan 10 bus yang disediakan oleh Panitia Temu Karya Nasional, pada pukul 05.30 WIB bus rombongan para duta terbaik dari 33 provinsi sudah bergerak menuju Senayan.
Perjalanan yang lancar karena belum terhadang oleh kemacetan Jakarta. Dalam waktu kurang dari satu Jam bus pun sudah memasuki Kompleks Gedung yang selama ini hanya mereka saksikan di layar Televisi. Taman bunga yang indah dengan beraneka corak ragam warnanya, spontan menjadi daya pikat mereka untuk berfoto bersama. Suasana pagi yang masih asri, menjadi kesan tersendiri.
Peserta Temu Karya Nasional Lomba Desa dan Kelurahan Tahun 2016 yang dikawal langsung oleh Direktur Evaluasi Perkembangan Desa, Ditjen Bina Pemdes, Dr. Eko Prasetyantono Purnomo P, M.si tersebut dibagi dua kelompok. Kelompok utama terdiri dari 8 orang Kepala Desa dan Lurah peraih Juara I beserta istri. Kelompok ini mengikuti Pidato Presiden langsung di Ruang Sidang Utama. Dan kelompok besar adalah para Juara provinsi dan Juara II, III dan Harapan tingkat Regional. Kelompok besar ini mengikuti Pidato Presiden RI melalui layar lebar di Ruang Nusantara IV Gedung MPR RI.
Tidak banyak protokoler dalam Pidato tersebut. Hanya menampilkan Ketua MPR RI Dr.(HC). H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. dan Presiden Joko Widodo. Pidato Presiden Jokowi berlangsung sangat singkat, hanya berlangsung selama 20 menit 12 detik.
PENGANTAR KETUA DPR RI
Dalam memberikan pengantarnya, Ketua DPR RI membuka cakrawala yang sangat menarik untuk direnungkan dan diperhatikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan mensyukuri atas reformasi yang telah membuka kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk berbuat banyak hal bagi kemajuan bangsa an negara.
“Perlu kita camkan bahwa persatuan dalam makna yang luas tak hanya menyangkut keutuhan wilayah tetapi juga persatuan dalam memperjuangkan kepentingan nasional dalam bidang ekonomi. Kita harus bersatu dalam ekonomi, antar bangsa dan antar bangsa kita sendiri”, tergasnya.
Zulkifli mencoba mengajak rakyat Idonesia mensyukuri berkah reformasi. Berbagai kemajuan telah kita capai di berbagai bidang. Menurutnya, reformasi membuka jalan bagi siapapun di republik ini untuk menjadi apapun, tanpa lagi kita mempermasalahkan apa latar belakangnya, apa sukunya, dan apa agamanya. Siapapun di republik ini berhak untuk menjadi apapun.
Namun harus diakui bahwa dalam banyak hal, kita masih banyak kekurangan terlebih dalam hal karakter. Dari hasil jajag pendapat telah menyentakkan kita bahwa sikap positif : berani mengakui kesalahan, jujur dan amanah, tunduk pada aturan, belum sepenuhnya menjadi karakter masyarakat Indonesia.
Dari jajag pendapat tersebut juga menegaskan bahwa kini sedang berlangsung melemahnya persatuan, tergerusnya perilaku musyawarah dan mufakat, melemahnya kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan, makin jauhnya perwujudan sila kelima pancasila dan belum memadainya peran negara dalam mewujudkan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Namun syukur alhamdulillah, berkat kerja keras pemerintahan Presiden Jokowi-Jk, pembangunan Infrastruktur begitu giat dikerjakan, demikian pula pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bandar udara begitu gencar dikerjakan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini akan menjaga konektivitas kita sebagai negara kepulauan dan negara dengan bentangan wilayah yang sangat lua. Juga akan membuat kita mudah melakukan mobilisasi, mudah saling mengenal, dan menjadi jalan yang cepat bagi pemerataan ekonomi Apalagi didukung dengan Dana Desa dan kredit murah. Semoga ke depan tak ada lagi disintegrasi naional, intoletansi dan kekerasan sosial”, lanjut Zulkifli mengungkapkan optimismenya.
PIDATO PRESIDEN JOKO WIDODO
Dalam Sidang Tahunan MPR RI 2016
Mengawali sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan salam hormatnya kepada : Para Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Try Sutrisno, Budiono, Megawati, Shinta Nuryah Abdurachman Wachid, para Duta Besar danpara pimpinan Organisasi Internasional.
“Sekarang ini kita masuk pada era persaingan, kompetisi antar bangsa dan antar negara. Untuk memenangkannya kita harus berani keluar dari zona nyaman, kita harus kreatif, harus optimis, bahu membahu dan harus bahu membahu dan melakukan trobosan-terobosan. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa. Tanpa berani keluar dari zona nyaman, kita akan terus berhadaan dengan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Diperlukan langkah-langkah trobosan, diperlukan kecepatan kerja, lembaga yang kuat dan efektif untuk mengatasi masalah tersebut”, tegasnya.
Selain itu, lanjut Joko Widodo, diperlukan pula keteguhan dalam menjunjung ideologi bangsa, konstitusi negara dan nilai-nilai keutaman bangsa. Tanpa itu maka kebesaran kita sebagai bangsa akan digulung oleh sejarah. “Kita tak mau itu terjadi. Kita tak mau itu terjadi”, Presiden mengulang dua kali..
Presiden Joko Widodo mengapresiasi MPR yang terus melakukan sosialisasi, pengkajian dan penyerapan aspirasi masyarakat tentang implementasi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Presiden menyambut baik gagasan MPR yang mengkaji sistem perencanaan pembangunan nasional jangka panjang. Dalam era kompetisi global, kajian itu dapat kita harapkan dalam mendukung perencanaan pembangunan yang terintegrasi, berwawasan ke depan dan berkesinambungan.
Dalam pidato tersebut, presiden juga mengapresiasi lembaga tinggi negara yang telah mengemban amanah konstitusi dengan baik : DPR, DPD, BPK, MA, MK, MY. Usai mengikuti Sidang Tahunan MPR, peserta kembali ke hotel dan mengikuti paparan Dirjen Bina Pemdes, Nata Irawan, SH, M.Si dan Dirjen Otda, Dr. Soni Sumarsono, MDM. (Red : Agt, Hem, Jam)
Perjalanan yang lancar karena belum terhadang oleh kemacetan Jakarta. Dalam waktu kurang dari satu Jam bus pun sudah memasuki Kompleks Gedung yang selama ini hanya mereka saksikan di layar Televisi. Taman bunga yang indah dengan beraneka corak ragam warnanya, spontan menjadi daya pikat mereka untuk berfoto bersama. Suasana pagi yang masih asri, menjadi kesan tersendiri.
Peserta Temu Karya Nasional Lomba Desa dan Kelurahan Tahun 2016 yang dikawal langsung oleh Direktur Evaluasi Perkembangan Desa, Ditjen Bina Pemdes, Dr. Eko Prasetyantono Purnomo P, M.si tersebut dibagi dua kelompok. Kelompok utama terdiri dari 8 orang Kepala Desa dan Lurah peraih Juara I beserta istri. Kelompok ini mengikuti Pidato Presiden langsung di Ruang Sidang Utama. Dan kelompok besar adalah para Juara provinsi dan Juara II, III dan Harapan tingkat Regional. Kelompok besar ini mengikuti Pidato Presiden RI melalui layar lebar di Ruang Nusantara IV Gedung MPR RI.
Tidak banyak protokoler dalam Pidato tersebut. Hanya menampilkan Ketua MPR RI Dr.(HC). H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. dan Presiden Joko Widodo. Pidato Presiden Jokowi berlangsung sangat singkat, hanya berlangsung selama 20 menit 12 detik.
PENGANTAR KETUA DPR RI
Dalam memberikan pengantarnya, Ketua DPR RI membuka cakrawala yang sangat menarik untuk direnungkan dan diperhatikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan mensyukuri atas reformasi yang telah membuka kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk berbuat banyak hal bagi kemajuan bangsa an negara.
“Perlu kita camkan bahwa persatuan dalam makna yang luas tak hanya menyangkut keutuhan wilayah tetapi juga persatuan dalam memperjuangkan kepentingan nasional dalam bidang ekonomi. Kita harus bersatu dalam ekonomi, antar bangsa dan antar bangsa kita sendiri”, tergasnya.
Zulkifli mencoba mengajak rakyat Idonesia mensyukuri berkah reformasi. Berbagai kemajuan telah kita capai di berbagai bidang. Menurutnya, reformasi membuka jalan bagi siapapun di republik ini untuk menjadi apapun, tanpa lagi kita mempermasalahkan apa latar belakangnya, apa sukunya, dan apa agamanya. Siapapun di republik ini berhak untuk menjadi apapun.
Namun harus diakui bahwa dalam banyak hal, kita masih banyak kekurangan terlebih dalam hal karakter. Dari hasil jajag pendapat telah menyentakkan kita bahwa sikap positif : berani mengakui kesalahan, jujur dan amanah, tunduk pada aturan, belum sepenuhnya menjadi karakter masyarakat Indonesia.
Dari jajag pendapat tersebut juga menegaskan bahwa kini sedang berlangsung melemahnya persatuan, tergerusnya perilaku musyawarah dan mufakat, melemahnya kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan, makin jauhnya perwujudan sila kelima pancasila dan belum memadainya peran negara dalam mewujudkan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Namun syukur alhamdulillah, berkat kerja keras pemerintahan Presiden Jokowi-Jk, pembangunan Infrastruktur begitu giat dikerjakan, demikian pula pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bandar udara begitu gencar dikerjakan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini akan menjaga konektivitas kita sebagai negara kepulauan dan negara dengan bentangan wilayah yang sangat lua. Juga akan membuat kita mudah melakukan mobilisasi, mudah saling mengenal, dan menjadi jalan yang cepat bagi pemerataan ekonomi Apalagi didukung dengan Dana Desa dan kredit murah. Semoga ke depan tak ada lagi disintegrasi naional, intoletansi dan kekerasan sosial”, lanjut Zulkifli mengungkapkan optimismenya.
PIDATO PRESIDEN JOKO WIDODO
Dalam Sidang Tahunan MPR RI 2016
Mengawali sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan salam hormatnya kepada : Para Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Try Sutrisno, Budiono, Megawati, Shinta Nuryah Abdurachman Wachid, para Duta Besar danpara pimpinan Organisasi Internasional.
“Sekarang ini kita masuk pada era persaingan, kompetisi antar bangsa dan antar negara. Untuk memenangkannya kita harus berani keluar dari zona nyaman, kita harus kreatif, harus optimis, bahu membahu dan harus bahu membahu dan melakukan trobosan-terobosan. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa. Tanpa berani keluar dari zona nyaman, kita akan terus berhadaan dengan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Diperlukan langkah-langkah trobosan, diperlukan kecepatan kerja, lembaga yang kuat dan efektif untuk mengatasi masalah tersebut”, tegasnya.
Selain itu, lanjut Joko Widodo, diperlukan pula keteguhan dalam menjunjung ideologi bangsa, konstitusi negara dan nilai-nilai keutaman bangsa. Tanpa itu maka kebesaran kita sebagai bangsa akan digulung oleh sejarah. “Kita tak mau itu terjadi. Kita tak mau itu terjadi”, Presiden mengulang dua kali..
Presiden Joko Widodo mengapresiasi MPR yang terus melakukan sosialisasi, pengkajian dan penyerapan aspirasi masyarakat tentang implementasi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Presiden menyambut baik gagasan MPR yang mengkaji sistem perencanaan pembangunan nasional jangka panjang. Dalam era kompetisi global, kajian itu dapat kita harapkan dalam mendukung perencanaan pembangunan yang terintegrasi, berwawasan ke depan dan berkesinambungan.
Dalam pidato tersebut, presiden juga mengapresiasi lembaga tinggi negara yang telah mengemban amanah konstitusi dengan baik : DPR, DPD, BPK, MA, MK, MY. Usai mengikuti Sidang Tahunan MPR, peserta kembali ke hotel dan mengikuti paparan Dirjen Bina Pemdes, Nata Irawan, SH, M.Si dan Dirjen Otda, Dr. Soni Sumarsono, MDM. (Red : Agt, Hem, Jam)