Foto: Kris/ Biro Pers Setpres
Palangka Raya - Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah telah menyiapkan lahan 300.000 hingga 500.000 hektar lahan kosong jika nantinya Kalteng ditunjuk jadi ibu kota negara Indonesia. Presiden Joko widodo berpesan kepada Pemprov Kalteng agar tidak menggusur dusun dan desa yang ada.
"Pak Presiden juga mengatakan, jangan sampai menggusur-gusur dusun dan desa. Tentu dengan Kalteng yang luasnya luar biasa ini, perintah pak Presiden (siap kami laksanakan)," ujar Gubenur Kalteng Sugianto Sabran kepada detikcom, Selasa (11/7) lalu.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran. Foto: Noval/detikcom
Sugianto langsung mengumpulkan Walikota Palangka Raya, Bupati Katingan, Bupati Gunung Mas, dan Dinas Kehutanan Kalteng, untuk menyampaikan pesan Jokowi tersebut. Mereka juga terbang menggunakan helikopter meninjau lahan yang telah disiapkan dari atas.
"Sekarang saya selaku gubernur kan cuma menunggu. Suka atau tidak suka, mau tidak mau, kalau memang pusat menginginkan, ya kita mengaminkan. Saya sebagai bapak orang banyak, wakil pemerintah pusat di daerah pasti tunduk dengan perintah Presiden," katanya.
Sugiato juga berharap adat istiadat dan budaya masyarakat lokal khususnya warga Dayak tetap terjaga jika nantinya Kalteng ditunjuk jadi ibu kota. Dia menyebut masyarakat Dayak sangat menjaga kearifan lokalnya.
"Kalteng ini kan adat istiadatnya agak mirip dengan Bali. Hindu kan ada di sini, Islamnya sekitar 74%, dan sisanya agama lain, sama dengan Bali. Kita kan ada adat istiadat Rumah Betang. Rumah Betang itu sukunya suku dayak, tapi di dalamnya bermacam agama, Konghucu saja yang enggak ada," imbuhnya.
Sugianto mengatakan belum ada pembicaraan khusus pemerintah pusat kepada pihaknya soal rencana pemindahan ibu kota. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pernah sekali menanyakan kondisi Kota Palangka Raya dan sekitarnya.
"Belum ada (pembicaraan khusus), cuman waktu itu ada juga kunjungan dari Kepala Bappenas, beliau menyampaikan, menanyakan soal Kota Palangka Raya dan sekitarnya. Saya jawablah, kalau memang jadi diletakkan di sini, di tiga daerah (Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Gunung Mas), kita juga Kalteng punya laut," sebutnya.
Sugianto juga menyebut jika Kalteng belum seperti provinsi lain yang pembangunannya pesat. "Kalteng mungkin provinsi yang paling tertinggal dari beberapa provinsi yang lain. Pelabuhan samuderanya kita belum ada, jalan-jalan di daerah Kalimantan yang lain, kan mungkin karena sudah dieksploitasi tambang dan minyaknya, termasuk Kalsel. Lalu Kalbar juga yang berbatasan dengan Malaysia. Lalu Kaltim juga. Jadi Kalteng itu ibarat raksasa yang belum dibangunkan," ucapnya.
Kondisi geografis Kalimantan Tengah juga dinlai layak menjadi ibu kota negara. "Kalimantan Tengah kan enggak ada gempa bumi. Lalu kalau andai kata dibahas masalah asap, ini kan tergantung pimpinannya. Amerika saja di California bisa kebakaran. Itu kan tergantung manusianya. Yang penting kan budaya, manusia dan lingkungannya terjaga. Dayak ini kan ada Dayak pedalaman dan Dayak pantai. Jadi ada dua budaya, Dayak pedalaman dan pesisir. Pesisir ini yang masih ada nuansa Islamnya. Yang pedalaman, itu yang ada Hindunya," tutupnya.
(nvl/tor)
sumber: detik.com