blog image
Created by : admin - 2019-10-26 14:01:56

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, selaku Ketua Pembina Tim Penggerak PKK Pusat saat menyampaikan paparan di hadapan peserta Rakernis TP PKK
 
JAKARTA ∎ Prinsip keterbukaan, saling belajar-mengajar, dan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing, merupakan salah satu prinsip dasar Paradigma Baru TP PKK. Termasuk juga solidaritas, kegotongroyongan, dan kesetiakawanan. Jangan jadikan pemahaman Paradigma Baru TP PKK itu sekedar kata-kata belaka, karena makna Paradigma Baru TP PKK akan berbeda dengan berbagai ungkapan populis paradigma yang belakangan ini banyak beredar di ruang publik.

Sesungguhnyalah nilai dan esensi Paradigma Baru TP PKK itu harus bisa diwujudkan, harus bisa dirasakan nilai manfaatnya oleh keluarga-keluarga dan masyarakat, dan mereka tidak lagi sekedar sebagai obyek belaka, tetapi keluarga dan masyarakat harus dilibatsertakan sebagai pelaku, sebagai subyek pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, sampai dengan tahap tindak lanjutnya.

Demikian sebagian pemaparan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, selaku Ketua Pembina Tim Penggerak PKK Pusat, saat menjadi narasumber dalam acara Rapat Kerja Teknis TP PKK, yang digelar di Jakarta (31/06).

Sebelumnya disampaikan oleh Tjahjo Kumolo, bahwa pihaknya senantiasa menilai positif terhadap kegiatan atau program yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK. Demikian juga dengan kegiatan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) kali ini, yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) VIII PKK Tahun 2015.

Bagi kelembagaan Tim Penggerak PKK yang cukup besar, pihaknya menilai sangat wajar apabila setiap tahun secara rutin menyelenggarakan Rapat Kerja Teknis maupun Rapat Konsultasi. Oleh karenanya pihaknya sangat berharap agar forum pertemuan seperti ini harus selalu memiliki nilai tambah, selain sebagai ajang evaluasi terhadap kinerja program PKK dan kelembagaan Gerakan PKK, forum ini bisa dimanfaatkan untuk saling tukar informasi dan pengalaman dalam rangka pengembangan Gerakan PKK.

Seiring dengan strategi kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan pembangunan nasional, Tjahjo Kumolo menilai bahwa Rapat Kerja Teknis TP PKK dapat didayagunakan untuk menambah pemahaman dan wawasan peserta mengenai berbagai kebijakan terkini.

“Dua hal ini menjadi penting untuk dipahami bersama, karena manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan itu terkait erat dengan posisi dan peranan TP PKK sebagai mitra kerja pemerintah, dan program-programnya selaras dengan program pemerintah”, tambahnya.

Terkait dengan program dan kegiatan Gerakan PKK, pihaknya merasa optimis, karena berdasarkan perkembangan di daerah, baik respon Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan Kelurahan, maupun respon dan antusiasme masyarakat terhadap program dan kegiatan Gerakan PKK  ini cukup besar.

Paradigma Baru TP PKK, menurut Tjahjo Kumolo, harus dapat diartikan sebagai “Sikap dan Cara pandang baru, mau dan mampu menerima pembaharuan terutama terhadap para unsur pimpinan Tim Penggerak PKK tanpa meninggalkan prinsip dasar Gerakan PKK”. Contoh konkritnya adalah, di era kesejagadan dewasa ini, perubahan tatanan dunia sangat dinamis, cepat berubah. Demikian juga perkembangan teknologi yang semakin maju dan modern. Itu semua berpengaruh pula pada strategi kebijakan pemerintah dalam hal penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.

Jika demikian halnya, menurutnya, maka Tim Penggerak PKK secara fleksibel juga harus mau dan mampu menyesuaikan diri atas perubahan yang terjadi tersebut. “Inilah esensi dasar Paradigma Baru TP PKK”, tegasnya. “Bilamana esensi dasar Paradigma Baru TP PKK seperti itu, maka kunci utamanya terletak pada pola kepemimpinan TP PKK”, lanjutnya.

Dijelaskan oleh Mendagri bahwa pola kepemimpinan TP PKK yang dimaksud adalah kepemimpinan yang visioner. Artinya, kepemimpinan yang memiliki visi yang tercermin dalam sikap dan perilaku sebagai pemimpin. Kepemimpinan yang visioner itu juga yang mampu menciptakan iklim kerja dalam satu kesatuan tim, menghargai peran setiap individu, merencanakan kegiatan secara bertahap dan sistematis, bersifat terbuka, dan senantiasa membangun kemitraan. Jika kepemimpinan visioner seperti ini dapat diterapkan, maka niscaya juga dapat memahami dan dapat menerima tuntutan perubahan atau pembaharuan sesuai dengan perkembangan jaman.

“Paradigma Baru TP PKK itu memerlukan jiwa kepemimpinan yang visioner, dan pemimpin yang visioner itu pemimpin yang menyadari bahwa hidupnya menjadi bermakna ketika hidupnya memberi manfaat bagi orang lain”, tegas Mendagri mengakhiri paparannya.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya bahwa Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Tim Penggerak PKK Pusat, diselenggarakan pada tanggal 30 Mei – 2 Juni 2016 yang lalu, di Jakarta diikuti oleh Peserta yang terdiri dari Ketua dan Pengurus Tim Penggerak PKK Pusat dan Tim Penggerak PKK Provinsi se-Indonesia.

Sebagai narasumber dalam Rakernis ini antara lain Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Sekretaris Kabinet RI Dr. Ir. Pramono Anung, dan Direktur Fasilitasi Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Dr. Andi Ony Prihartono, M.Si. dan beberapa narasumber lainnya.

Acara Rapat Kerja Teknis TP PKK dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat, dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo. *** (TIM RED: Victor/ARINA/Dani/HAIMI)