Mendagri RI, Tjahjo Kumolo, melakukan tanya jawab dengan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), di Kampus Unesa, Minggu (20/8/2017).
SURYA.co.id | SURABAYA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tjahjo Kumolo, menyebut mahasiswa memiliki peran stategis untuk ikut menjaga stabilitas negara.
Pada orasi yang berlangsung di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Minggu (20/8/2017), Tjahjo meminta mahasiswa untuk melakukan empat langkah nyata untuk mewujudkan hal tersebut.
Pertama, sebagai generasi penerus, mahasiswa diharapkan dapat menyusun target jangka panjang yang wajib didapat di masa mendatang.
"Tiap manusia harus punya konsepsi masa depannya dalanm bentuk imajinasi. Persiapkan konsepsi-konsepsi itu, apa yang menjadi impian, lalu harus diwujudkan dengan keberanian," kata Tjahjo di depan ribuan mahasiswa yang memadati halaman rektorat Unesa, Minggu (20/8/2017) pagi.
Kedua, mahasiswa juga diminta untuk turut menjaga empat pilar bernegara di Indonesia.
Mulai dari Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, hingga UUD 45.
Apalagi, Tjahjo menyebut akhir-akhir ini ada beberapa pihak yang menginginkan adanya perpecahan di Indonesia.
"Saat ini kita harus mewaspadai bahaya radikalisme dan terorisme. Sudah tidak jelas, siapa kawan dan lawan kita saat ini," kata Tjahjo dengan nada meninggi.
"Untuk itulah, adik-adik harus bergaul dengan seluruh lapisan masyarakat. Ingatkan mereka, kalau ada yang membahayakan semangat kebersamaan dan kegotongroyongan. Sampaikan kepada masyarakat apa yang bisa menjadi landasan, yakni empat pilar bernegara kita," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
"Kalau kita mau maju, jangan tinggalkan satu sama yang lain. Sudah bukan saatnya, kita bertanya soal suku, agama, atau bahasa. Kita harus menentukan sikap kepada siapa yang ingin mengganti pancasila, NKRI, itu lawan kita," tegas mantan Angota DPR RI ini.
Selain itu, Tjahjo juga menyebut para mahasiswa harus menghindari budaya korupsi.
"Kita tak pernah lelah untuk mengingatkan kepada siapa pun, khususnya generasi penerus untuk tak melakukan korupsi. Korupsi itu sangat berbahaya, teutama bagi pembangunan sebuah negara," jelasnya.
Terakhir, Tjahjo juga menyebut mahasiswa harus ikut serta dalam mengatasi kesenjangan sosial.
"Saat ini gap antara si kaya dan si miskin memang sedikit jauh. Untuk itulah mahasiswa harus memiliki semangat untuk berhasil. Apabila sukses nantinya, tentu akan bisa mengurangi gap ini," pungkasnya.
Tak hanya ribuan mahasiswa, pada acara yang berlangsung pagi hari ini, hadir pula Gubernur Jatim, Soekarwo dan Kapolda Jatim, Irjen (Pol) Machfud Arifin.
Sementara dari pihak universitas diwakili Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Ketut Prasetyo.
sumber: surabaya.tribunnews.com