blog image
Created by : admin - 2019-10-26 14:01:56

ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra
PELANTIKAN PAMONG PRAJA MUDA (PPM) ANGKATAN KE-XXVIII DI KAMPUS INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI (IPDN) JATINANGOR, SUMEDANG, JAWA BARAT.


 

ALUMNI dan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) harus mampu membangun rasa optimisme yang tinggi di masyarakat. Selain  memberi kinerja yang optimal, mereka pun dituntut mampu memberi rasa  tenang ke masyarakat di tengah maraknya isu-isu yang muncul saat ini.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat membuka  temu akbar alumni IPDN, di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat,  Kamis (5/4).

"Bangun rasa optimisme di masyarakat. Untuk maju, mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat," katanya.

Dia merasa sedih dengan adanya tokoh yang mengungkapkan Indonesia akan bubar pada 2030. Padahal, menurutnya, bangsa ini memiliki segudang potensi yang bisa menjadi kekuatan untuk membangun dan lebih baik.

"Jangan jadi pemimpin yang pesimis. Sedih saya. Sampai kiamat nanti, harus ada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jangan bangun masyarakat kita pesimis," katanya.

Oleh karena itu, dia meminta para aparatur sipil negara ini terus memberi pengabdian yang terbaik untuk masyarakat dan negara. Salah satunya dengan melawan pihak-pihak yang telah merendahkan harga diri bangsa dan negara.

"Mengkritik boleh, tapi yang menghina diri kita, harus kita lawan. Melawan yang menghina harga diri kita adalah menjaga kehormatan dan harga diri kita," katanya.

Lebih lanjut, dia katakan, salah satu cara membangun rasa optimisme yang tinggi dan melawan penghina di masyarakat adalah dengan menginformasikan berbagai kesuksesan pemerintah.

Dia pun meminta alumni dan praja IPDN membuka fakta pembangunan secara objektif ke masyarakat.

Tjahjo menyontohkan, saat ini, seluruh pulau di Tanah Air telah terhubung dengan terus dibangunnya bandara dan pelabuhan.

"Mulai Pulau Ronde Sabang sampai perbatasan Papua Barat dengan Republik Palau. Itu sudah bisa terhubungkan dengan baik melalui udara dan laut," katanya.

Selain itu, menurutnya, Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah menginstruksikan pembangunan infrastruktur di seluruh daerah perbatasan.

"Di 178 kecamatan di perbatasan (dengan negara lain) tadi Insha Allah tahun ini ada Puskesmasnya. Sudah ada pasar tradisionalnya. Segera dibAngun sekolah SD, SMP, SMA termasuk sarana prasarana lainnya," kata dia.

TIDak hanya itu, menurutnya, pemerintah pun sudah membangun 59 waduk besar dan 2.600 embung-embung untuk mempercepat pembangunan irigasi.

"NTT yang asalnya tanpa air, sekarang ada 5 waduk besar, puluhan embung-embung," paparnya.

Tjahjo juga meminta abdi negara ini mengawal pembangunan di desa seiring terus disalurkannya dana ke akar rumput tersebut.

"Sampaikan ini. Biarkan walau ada yang mencibir. Biarkan dikira ngibul. Tapi tidak ada satupun yang ngibul. Mungkin tokoh (yang nyebut ngibul) itu sedang mimpi, ingin jadi presiden tidak kecapaian," katanya. (OL-3)

Penulis: Bayu Anggoro

 

sumber: mediaindonesia.com