blog image
Created by : admin - 2019-10-26 14:01:56

Willy L Rawis, Hukum Tua Desa Kanonang Dua, Kec. Kec. Kawangkoan,
Kab. Minahasa, Prov. Sulawesi Utara

Setiap desa memiliki cara yang berbeda dalam menapaki jalan menuju tujuannya. Demikian pula Desa Kanonang Dua, sebuah desa di Kab. Minahasa, Sulawesi Utara ini. Banyak hal yang mengantarkan desa ini meraih juara, baik dari aspek pemerintahannya, aspek kewilayahannya maupun dalam aspek pemberdayaan masyarakatnya.
1. Aspek Pemerintahan
a. Arti Penting Kantor Desa
Pergerakan revolusioner Desa Kanonang Dua dimulai sejak Hukum Tua (Kepala Desa) Willy R.I Rawis yang dilantik pada tahun 2011. Didampingi istri setianya, yang sekaligus sebagai Ketua TP PKK Desa, siang dan malam keduanya memotivasi masyarakat membenahi Kantor Desa. Dengan kantor desa yang tertata rapi, terasa humy, maka akan berkembanglah semua aspirasi.

Dalam waktu yang tidakterlalu lama,  warga desa Kanonang Duatelah terbebas dari suasana yang kumuh, becek, miskin, terbelakang dsb. “Perubahan selama masa kepemimpinan Hutu Willy Rawis ini sungguh luar …….. biasa !”, ujar Yudi Lumintang, Ketua LPM Desa Kanonang Dua.
b. Kompaknya Kepala Desa, BPD dan Lembaga Kemsyarakatan Desa

Yudi Lumintang, Ketua LPM Desa Kanonang Dua mengisahkan pengalamannya yang sangat berharga ketika pada tahun 2014 dirinyadan beberapa kawannya terpilih menjadi peserta pelatihan di BalaiBesar PMD Malang, Jawa Timur.
Dari pelatihan inilah sosok mantan guru yang usianya sudah berkepala tujuh, mendapatkan ilmu tentang cara-cara dan metode bagaimana menggerakkan dan memberdayakan masyarakat. Sepulang dari Malang, tak berlama-lama, ilmu pengetahuan, teknik dan metode dan pengalaman yang didapatnya dari pelatihan itu langsung diterapkan di desanya. Di bawah sosok sepuh inilah, aspirasi masyarakat terwadahi sehingga didukung dengan Hutu yang piawai melaksanakan fungsi pemerintahan, jadilah Kanonang Dua mampu menunjukkan sildaritas dan soliditasnya.

c. Musyawarah Desa Rumah Politik Warga
Laksana raja tuan semilik desa, sesungguhnya Musyawarah Desa adalah tahta bagi setiap warga desa untuk bersabda. Untuk menyuarakan apa yang ada dalam pikiran dan jiwanya. Kemudian secara kolektif, keragaman pikiran dan aspirasi yang ada dalam hati seluruh warga desa dikemas dalam sebuah “hikmah kebijaksanaan”. Selanjutnya hikmah kebijaksanaan yang ditemukan dalam musyawarah agung itu, disimpan rapi dalam mekanisme administrasi. RPJM Desa, RKP Desa adalah tempat atau sarana untuk menyalurkan berbagai hikmah kebijaksanaan masyarakat desasecara formal sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh Negara. UU No 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional telah mengatur seluruh mikanisme perencanaan pembangunan dari desa, kabupaten, provinsi hingga nasional. Masyarakat Desa Kanonang Dua merasakan betul arti dan manfaat Musydes ini.
2. Aspek Pemberdayaan
Menarik sekali bahwa semangat gotong royong masih menjadi nafas kehidupan masyarakat Desa Kanonang Dua. Dalam segala kondisi suka dan duka, masyarakat selalu menjinjing dan menjunjung bersama. Sehingga seberat apapun persoalan, menjadi ringan adanya. Hal initercermin dalam setiap kegiatan terutama saat kegiatan kerjabakti, saat ada kematian, hajad pernikahan, dan berbagai kegiatan lainnya yang harus melibatkan masyarakat.
Tercatat beberapa kegiatan yang masih lestari di Kanonang Dua adalah : wajib belajar bagi pelajar, makan di atas daun saat ada kematian, budaya wowong diakonia yaitu tradisi menyisihkan segenggam beras disimpan dalam bilah sebelum memasak nasi untuk disedekahkan kepada warga miskin. Tradisi dan budaya ini telah diperdeskan oleh Pemerintah Desa.
Tradisi intelektual masyarakat Desa Kanonang Dua telah sejak dahulu kala dikenal di Sulawesi Utara, sehingga sampai kini desa ini dikenal sebagai Gudang Sarjana. Gubernur Sulawesi Utara di masa Presiden Megawati, A.J. Sondakh adalah putra daerah desa ini.
3. Aspek Kewilayahan
Desa yang alamnya masih sangat asri ini, memiliki banyak terobosan yang cukup luar biasa dalam mengembangkan usaha ekonomi warganya. Beberapa usaha masyarakat desa yang patut diteladani antara lain :
a. Ketahanan Pangan Keluarga. Dipelopori oleh PKK Desa, masyarakat telah memiliki budaya memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman sebagai apotik hidup dan dapur hidup. Tampak di setiap rumah terdapat pot-pot dan petak-petak tanaman obat dan sayuran yang bisa dikonsumsi keluarga.

b. Ternak Sapi. Tercatat jumlah keluarga Desa Kanonang Dua (Data tahun 2015) yang hanya berjumlah 247 KK, namun mampu memiliki populasi ternak sapi yang berjumlah 321 ekor Sapi Peranakan Jenis Ongole. Sungguh menggambarkan tingkat kemakmuran desa yang luar biasa. Semangat dan motivasi masyarakat dalam melestarikan tradisi beternak sapi, telah dikuatkan dengan Perdes No 4 Tahun 2014, tentang Kemasyarakatan pasal 16.

c. Memiliki 90an orang fotografer. Berkat adanya Wisata Religi Bukit Kasih yang berada di ujung Desa Kanonang Dua, masyarakat khususnya generasi muda berhasil menemukan profesi baru, yaitu fotografi. Tidak tanggung-tanggung, jumlah fotografer saat ini mencapai 90 orang. Mereka beroperasi tidak hanya di wisata Bukit Kasih saja, melainkan menjangkau ke Makassar, Palu, Gorontalo bahkan Papua.

d. Suplayer Kacang Terbesar Di Minahasa. Keuletan petani dan kesuburan tanah yang ada, Desa Kanonang Dua mampu menjadi suplayer kacang terbesar di Minahasa. Dari produksi kacang yang berlimpah, beberapa warga desa berhasil mengolahnya menjadi kacang sangrae yang kini sudah sangat terkenal di Sulawesi Utara.

e. Budaya Menabung. Pada pasal 9 Perdes Kanonang Dua No 04 Tahun 2014, mengatur bahwa Kegiatan Mapalus mengarahkan agar : a) Setiap masyarakat membentuk kelompok tani atau kelompok mapalus secara terus menerus, b) Setiap masyarakat membentuk kelompok tani / kerabatan ada struktur / anggaran dasar dan melapor kepada pemerintah c) Setiap masyarakat dianjurkan membentuk arisan, rukun, gotong royong dll dan d) Setiap masyarakat mengikuti gotong royong membangun / arisan baik berupa uang, bahan dalam membangun rumah. Maka tak heran kalau saat ini budaya menabung menjadi budaya masyarakat Desa Kanonang Dua seiring berlimpahnya rejeki dan dukungan kebijakan desa yang menginspirasi dan memotivasi warga.