Direktur Evaluasi Perkembangan Desa dan Kasubdit Evaluasi Perkembangan Desa Wilayah II, tampak sedang asyik berbincang dengan Kuwu Majasari saat menjelang acara Sarasehan dimulai. Di sebelah kanan, Bupati Indramayu, Hj. Annah Shopanah dan Ibu Netty Prasetyani.
INDRAMAYU 7/10/16 â– Dua hal yang luar biasa di Kabupaten Indramayu ini adalah, pertama usianya yang sudah mencapai 489 tahun atau hampir 500 abad. Dan yang kedua adalah munculnya Juara I Lomba Desa Regional II Tahun 2016, demikian Dr. Eko Prasetyanto PP, S.Si, M.Si, MA, Direktur Evaluasi Perkembangan Desa, Ditjen Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri, RI saat menyampaikan paparannya di hadapan para kuwu dan tokoh masyarakat Kabupaten Indramayu, di Pendapa Kabupaten Indramayu, Kamis, 6/10/2016.
“Luar biasa, Majasari bisa menjadi juara karena proses untuk menjadi juara sebagaimana diatur dalam Permendagri 81 Tahun 2015, dan seperti Bapak Ibu rasakan selama menjalani seleksi, melalui tahapan penilaian yang sangat panjang. Namun berkat dukungan dan perhatian yang besar dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Indramayu dan Kecamatan Sliyeg, Desa Majasari mampu menyisihkan 5.319 desa se Jawa Barat. Kemudian naik lagi ke tingkat regional dan berhasil menyisihkan 23.117 desa se Jawa dan Bali”, Dr. Eko Prasetyanto menjelaskan.
Lebih lanjut Dr. Eko Prasetyanto menjelaskan bahwa pembinaan provinsi Jabar dengan mencanangkan Desa Emas, kabupaten, kecamatan, memiliki peran yang sangat besar. Dari instrumen pengungkap data pada Lampiran 2 Permendagri 81 Tahun 2015 yang telah diisi oleh desa, bisa menjadi alat evaluasi apa kekurangan dan kelebihan masing-masing. Terdapat 3 bidang yang menjadi fokus penilaian : pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan. Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp 46,9 triliun, atau rta-rata Rp 600 – 1 milyar per desa. Dana ini untuk untuk meningkatkan kinerja dan mengatasi persoalan yang terungkap dari lampiran 2 tersebut.
Dr. Eko Prasetyanto juga mengapresiasi kinerja desa-desa se Jawa Barat yang hampir seluruhnya telah mengisi profil desa. Bahkan untuk Kabupaten Indramayu telah 100%. Indramayu harus menjadi ikon.
“PR kita adalah bagaimana desa-desa di seluruh Indramayu ini menjadi desa swasembada. Munculkan dari Indramayu, dari Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia”, Dr. Eko Prasetyanto memotivasi masyarakat Indramayu.
Sebagai narasumber pada acara Hari Jadi Indramayu ke 489 tahun tersebut, Dr. Eko Prasetyanto didampingi oleh narasumber Bunda Netty Prasetyani Heryawan, Istri Gubernur Jawa Barat selaku Ketua TPKK Provinsi Jawa Barat. Pada Kesempatan tersebut Bunda Netty, demikian masyarakat menyebut Ketua TPKK tersebut, memaparkan pentingnya pendidikan keluarga terutama dalam membina anak sebagai generasi penerus bangsa.
Hajat akbar yang digelar selama dua hari, tanggal 6 dan 7 Oktober ini, menjadi ajang acara perayaan Hari Jadi Kabupaten Indramayu yang jatuh pada tanggal 7 Oktober, dan Gubernur Ngamumuli Lembur atau GNL V. Puncak acara GNL V, dilaksanakan pada Jum'at 7 OktobeR 2016 di Desa Majasari, usai Shalat Jum’at. Sebelum waktu Sholat Jum’at Gubernur merayakan Hari Jadi Indramayu di pusat Kota Indramayu.
GNL adalah program Gubernur Jawa Barat yang dibuat oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat agar dapat mengimplementasikan segitiga model pendamping desa melalui strategi Desa Laboratorium Sinergitas (DLS) sehingga menjadikan sebuah “Desa Emas”. (Red : Agt)
“Luar biasa, Majasari bisa menjadi juara karena proses untuk menjadi juara sebagaimana diatur dalam Permendagri 81 Tahun 2015, dan seperti Bapak Ibu rasakan selama menjalani seleksi, melalui tahapan penilaian yang sangat panjang. Namun berkat dukungan dan perhatian yang besar dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Indramayu dan Kecamatan Sliyeg, Desa Majasari mampu menyisihkan 5.319 desa se Jawa Barat. Kemudian naik lagi ke tingkat regional dan berhasil menyisihkan 23.117 desa se Jawa dan Bali”, Dr. Eko Prasetyanto menjelaskan.
Lebih lanjut Dr. Eko Prasetyanto menjelaskan bahwa pembinaan provinsi Jabar dengan mencanangkan Desa Emas, kabupaten, kecamatan, memiliki peran yang sangat besar. Dari instrumen pengungkap data pada Lampiran 2 Permendagri 81 Tahun 2015 yang telah diisi oleh desa, bisa menjadi alat evaluasi apa kekurangan dan kelebihan masing-masing. Terdapat 3 bidang yang menjadi fokus penilaian : pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan. Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp 46,9 triliun, atau rta-rata Rp 600 – 1 milyar per desa. Dana ini untuk untuk meningkatkan kinerja dan mengatasi persoalan yang terungkap dari lampiran 2 tersebut.
Dr. Eko Prasetyanto juga mengapresiasi kinerja desa-desa se Jawa Barat yang hampir seluruhnya telah mengisi profil desa. Bahkan untuk Kabupaten Indramayu telah 100%. Indramayu harus menjadi ikon.
“PR kita adalah bagaimana desa-desa di seluruh Indramayu ini menjadi desa swasembada. Munculkan dari Indramayu, dari Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia”, Dr. Eko Prasetyanto memotivasi masyarakat Indramayu.
Sebagai narasumber pada acara Hari Jadi Indramayu ke 489 tahun tersebut, Dr. Eko Prasetyanto didampingi oleh narasumber Bunda Netty Prasetyani Heryawan, Istri Gubernur Jawa Barat selaku Ketua TPKK Provinsi Jawa Barat. Pada Kesempatan tersebut Bunda Netty, demikian masyarakat menyebut Ketua TPKK tersebut, memaparkan pentingnya pendidikan keluarga terutama dalam membina anak sebagai generasi penerus bangsa.
Hajat akbar yang digelar selama dua hari, tanggal 6 dan 7 Oktober ini, menjadi ajang acara perayaan Hari Jadi Kabupaten Indramayu yang jatuh pada tanggal 7 Oktober, dan Gubernur Ngamumuli Lembur atau GNL V. Puncak acara GNL V, dilaksanakan pada Jum'at 7 OktobeR 2016 di Desa Majasari, usai Shalat Jum’at. Sebelum waktu Sholat Jum’at Gubernur merayakan Hari Jadi Indramayu di pusat Kota Indramayu.
GNL adalah program Gubernur Jawa Barat yang dibuat oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat agar dapat mengimplementasikan segitiga model pendamping desa melalui strategi Desa Laboratorium Sinergitas (DLS) sehingga menjadikan sebuah “Desa Emas”. (Red : Agt)