blog image
Created by : admin - 2019-10-26 14:01:56

Kuwu Wartono, S.Pd, M.Si (ujung kanan) bersama Tim Penggerak PKK Desa, dan Tim pendamping dari provinsi, kabupaten dan kecamatan
 
Jakarta â–  Desa Majasari adalah salah satu Desa peraih Juara I Lomba Desa dan Kelurahan Tahun 2016 Tingkat Nasional untuk Wilayah II (Jawa dan Bali).  Desa yang berada di Kecamat Ngliyek, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ini memiliki luas wilayah  295.02 Ha. Dengan Jumlah penduduk 3.677 jiwa. Dapat ditempuh dari Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat sejauh 223 km dan dari Indramayu, ibukota Kabuaten Indramamayu sejauh 20 km.

Visi Desa Majasari telah dituangkan menjadi sebuah slogan pembangunan “RAPIH”, kependekan dari Religius, aspiratif, Produktif, Inovatif dan Harmonis”, atau yang dikenal dengan Panca Karya Hita Karana, yang artinya lima kerja yang menjadikan kebahagiaan dan kesejahteraan. “Mewujudkan Masyarakat Majasari Yang Religius, Aspiratif , Produktif, Inovatif Dan Harmonis Atau Rapih“, adalah visi Desa Majasari.

“Desa Majasari merupakan satu-satunya dan desa yang pertama kali menerbitkan Perdes Perlindungan TKI”, ungkap Sarwono, Kuwu (sebutan bagi Kepala Desa) di Jawa Barat menjelaskan, usai menyampaikan paparannya di depan Yuri, di Kantor Ditjen Bina Pemdes Kementerian Dalam Negeri.
Baginya kemenangan merupakan sebuah muara dari proses dan perjalanan panjang mengharmonisasi seluruh komponen, seluruh potensi dan seluruh energi yang dimiliki oleh desa. Baginya kemenangan yang diraihnya sehingga bisa mengantarkannya sampai Jakarta, adalah keberhasilan dan hasil kerja keras masyarakat Desa Majasari melakukan lompatan besar dari stigma “desa tertinggal” menjadi desa yang berkembang atau cepat berkembang.
 
“Kami merasa terhormat dan tersanjung bisa maju di tingkat Nasional. Tim Yuri tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat, kami nilai sangat jeli, cerdas dan awas permana tingal di mana desa kami berangkat dari  IDT dengan tingkat kemiskinan yang sangat tinggi.  Lonjakan sampai hari ini desa kami mampu menyisihkan tingkat kemiskinan kabupaten, provinsi bahkan nasional. Tingkat kemiskinan kabupaten saat ini setahu saya sekitar 12%, provinsi 9,57%, nasional 10% dan Desa Majasari 8,29%. Ini berkat kerja keras kami seluruh elemen masyarakat Majasari. Dan Desa Majasari satu-satunya desa yang telah mengembangkan Program Save Migration”, ungkap Wartono, SPd, M.Si, saat diwawancarai di penghujung acara Temu Karya Nasional.

Disamping berhasil dalam meningkatkan kualitas pelayanan prima masyarakat melalui SITU atau Sistem Informasi Terpadu, Wartono juga dinilai berhasil dalam mengembangkan potensi kewilayahan terutama di bidang pertanian dan peternakan serta pemberdayaan masyarakat.

Di saat harga daging sapi mencapai Rp 150 ribu per kg menjelang lebaran, masyarakat Desa Majasari mampu menikmati daging sapi dengan harga standar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar Rp 80.000,00 per kg. Mengapa bisa demikian ? Karena kelompok tani Desa Majasari berhasil mengembangkan bantuan 32 ekor sapi dari pemerintah pusat tiga tahun yang lalu, kini menjadi 133 ekor sapi. Disamping itu remitance para TKI yang dibina oleh Wartono berhasil menambah jumlah sapi yang dikelola dengan sistem kandang koloni menjadi total 207 ekor.

Banyak lagi keberhasilan Wartono di bidang pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan yang tidak terungkap pada saat pemaparan di hadapan Yuri. (Red : Agt)