Hukum Tua (Kades) Kanonang Dua berfoto bersama dengan Ketua Penggerak PKK dan Tim Pendamping dari Sulawesi Utara
Jakarta â– Desa Kanonang Dua, adalah salah satu Desa peraih Juara I Lomba Desa dan Kelurahan Tahun 2016 Tingkat Nasional untuk Wilayah III (Kalimantan dan Sulawesi). Desa yang berada di Kecamat Kawangkoan, Kab. Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara ini merupakan desa yang memiliki tradisi intelektual sangat kuat, sehingga terkenal sebagai desa produsen sarjana. Banyak tokoh dan pejabat yang terlahir di desa ini.
Disamping Kepala Desa atau Hukum Tua Desa Kanonang Dua, Welly Rawis turut menerima penghargaan dari Menteri Dalam Negeri adalah : Kaban BPMPD Minahasa, Djefry Sajow MSi, Camat Kawangkoan Barat, Johnny Tendean AP MSi, Ketua TP-PKK Desa, Ketua TP PKK Kecamatan dan unsur LPM dan BPD Desa tersebut.
“Sejumlah 1.500 desa di Sulut mengikuti lomba ini. Kami bersyukur dipercaya untuk mewakili daerah untuk maju ke tingkat nasional. Hal ini akan menjadi inspirasi masyarakat kami untuk terus maju membangun desa. Desa kami punya 5 unggulan. Desa kami sebagai penyangga wisata Bukit Kasih, dengan memberdayakan masyarakat. Desa kami memiliki 82 fotografer, sentra ternak sapi, pengolahan kacang sangrai, program wajib belajar, pelestarian nilai-nilai tradisi luhur” ungkap Welly R I Rawis, Kepala Desa Desa Kanonang Dua, usai menyampaikan paparannya di hadapan para Yuri di Kantor Bina Pemdes, Kementerian Dalam Negeri, 13/8 2016.
Bukit Kasih adalah sebuah bukit indah unik yang terletak di kaki Gunung Soputan, Desa Kanonang Dua, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, berjarak sekitar 55 km dari Kota Manado, Sulawesi Utara. Bukit Kasih yang dibangun pada tahun 2002 ini, dibangun oleh masyarakat dimaksudkan sebagai simbol kerukunan dan kedamaian kehidupan umat beragama.
Dalam rangka melestarikan tradisi intelektual di desa Kanonang Dua, telah diterbitkan Perdes Wajib Belajar. Kemudian juga ada potensi warisan budaya yang terus dilestarikan. Pelestarian nilai-nilai luhur para leluhur tak luput dilestarikan oleh masyarakat desa ini. Contoh, setiap kali ibu-ibu memasak nasi satu liter, maka wajib menyisihkan satu genggam yang kemudian disimpan ke dalam wowong yaitu bambu yang telah menjadi budaya turun temurun.
Budaya gotong royong mapalus, telah menjadi cara desa Kanonang untuk menolong masyarakat yang kurang mampu. Peran PKK juga tidak kalah pentingnya dalam mendorong kaum ibu untuk terus berkarya produktif guna menopang ekonomi keluarga. Dengan cara demikian maka pendidikan anak tidak terlantar.
BUM Desa yang telah berdiri sejak 2011 telah menjadi labsite di Sulawesi Utara. Kegiatannya adalahd mengelola simpan pinjam perempuanan telah memiliki aset 200 juta lebih. Dana ini awalnya memang dari PNPM Mandiri namun terus dilestarikan. Disamping dana bergulir, BUM Desa juga mengelola usaha lain seperti penyewaan tenda dsb (Red : Agt)
Disamping Kepala Desa atau Hukum Tua Desa Kanonang Dua, Welly Rawis turut menerima penghargaan dari Menteri Dalam Negeri adalah : Kaban BPMPD Minahasa, Djefry Sajow MSi, Camat Kawangkoan Barat, Johnny Tendean AP MSi, Ketua TP-PKK Desa, Ketua TP PKK Kecamatan dan unsur LPM dan BPD Desa tersebut.
“Sejumlah 1.500 desa di Sulut mengikuti lomba ini. Kami bersyukur dipercaya untuk mewakili daerah untuk maju ke tingkat nasional. Hal ini akan menjadi inspirasi masyarakat kami untuk terus maju membangun desa. Desa kami punya 5 unggulan. Desa kami sebagai penyangga wisata Bukit Kasih, dengan memberdayakan masyarakat. Desa kami memiliki 82 fotografer, sentra ternak sapi, pengolahan kacang sangrai, program wajib belajar, pelestarian nilai-nilai tradisi luhur” ungkap Welly R I Rawis, Kepala Desa Desa Kanonang Dua, usai menyampaikan paparannya di hadapan para Yuri di Kantor Bina Pemdes, Kementerian Dalam Negeri, 13/8 2016.
Bukit Kasih adalah sebuah bukit indah unik yang terletak di kaki Gunung Soputan, Desa Kanonang Dua, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, berjarak sekitar 55 km dari Kota Manado, Sulawesi Utara. Bukit Kasih yang dibangun pada tahun 2002 ini, dibangun oleh masyarakat dimaksudkan sebagai simbol kerukunan dan kedamaian kehidupan umat beragama.
Dalam rangka melestarikan tradisi intelektual di desa Kanonang Dua, telah diterbitkan Perdes Wajib Belajar. Kemudian juga ada potensi warisan budaya yang terus dilestarikan. Pelestarian nilai-nilai luhur para leluhur tak luput dilestarikan oleh masyarakat desa ini. Contoh, setiap kali ibu-ibu memasak nasi satu liter, maka wajib menyisihkan satu genggam yang kemudian disimpan ke dalam wowong yaitu bambu yang telah menjadi budaya turun temurun.
Budaya gotong royong mapalus, telah menjadi cara desa Kanonang untuk menolong masyarakat yang kurang mampu. Peran PKK juga tidak kalah pentingnya dalam mendorong kaum ibu untuk terus berkarya produktif guna menopang ekonomi keluarga. Dengan cara demikian maka pendidikan anak tidak terlantar.
BUM Desa yang telah berdiri sejak 2011 telah menjadi labsite di Sulawesi Utara. Kegiatannya adalahd mengelola simpan pinjam perempuanan telah memiliki aset 200 juta lebih. Dana ini awalnya memang dari PNPM Mandiri namun terus dilestarikan. Disamping dana bergulir, BUM Desa juga mengelola usaha lain seperti penyewaan tenda dsb (Red : Agt)