blog image
Created by : admin - 2019-10-26 14:01:56

Surabaya - Suasana hingar bingar, dentuman hause musik dan lalu lalang PSK sudah tidak bisa dijumpai lagi di kawasan ini. Perkampungan di eks lokalisasi Dolly di Putat Jaya, kini kondisinya bak perkampungan 'mati'.

"Sekarang ini kondisinya sepi, kayak kuburan," ujar salah satu warga di eks lokalisasi Dolly kepada detikcom, Minggu (12/7/2015).

Dari pantauan detikcom, setelah resmi ditutup Walikota Risma Juni 2014 lalu, banyak eks bangunan wisma di lokalisasi Dolly sudah ditutup, tidak melayani transaksi jual beli seksual. Bahkan, kondisi bangunannya seperti sudah tidak terawat lagi.

Namun, ada sebagian eks bangunan wisma yang berubah fungsi menjadi tempat kos. Ada juga yang 'menyulap' eks wisma menjadi toko, bahkan menjadi tempat berjualan batu akik.

"Dulu disewakan. Sekarang ditempati berjualan seperti ini," kata pria yang biasa disapa Ngowos, warga sekitar yang beralih berjualan batu akik.

"Ya begini orang jualan. Kadang sehari laku 2 sampai 3 batu akik. Tapi yang paling banyak dicari pembeli biasanya emban," terangnya.

Kondisi sepi juga diamini, seorang perempuan yang menyewakan tempat parkir. "Sepi sekarang mas. Biasanya parkiran mobil ini penuh, tapi sekarang sepi," tuturnya.

Karena sudah tidak melayani parkir mobil dan motor pengunjung lokalisasi Dolly, lahan parkir tersebut tetap digunakan untuk parkir berlangganan warga sekitar.

"Ya nggak banyak yang parkir berlangganan. Yang parkir orang-orang di sekitar sini. Kita buka 24 jam, dan tarif parkir kendaraan warga sebulan Rp 300-400 ribu," tandasnya.

Perkampungan di kawasan lokalisasi Dolly dan Putat Jaya ada padat rumah dan penduduk. Jalan kampung hanya sekitar 1 meter, sehingga bagi warga yang memiliki mobil, diparkir di luar rumahnya.
(bdh/bdh)

Sumber: detik.com