Karanganyar- Dalam rangka pembinaan dan pengawasan pemerintahan desa telah dilakukan monitoring ke desa oleh Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Ditjen Bina Pemdes) Kementerian Dalam Negeri yang diwakili Paudah selaku Direktur Fasilitasi Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa didampingi Tiyar Kasubdit Evaluasi Perkembangan Desa dan Luthfi Staf pada direktorat FPKAD didampingi oleh Kabid pemerintahan dan Tim dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (PMPD) Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.
Monitoring dimaksud dilaksanakan pada hari Kamis 17 Februari 2022 di dua desa yaitu Desa Ngunut Kecamatan Jumantono dan Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Paudah bersama dengan Dispermades Kabupaten di Desa Ngunut Kecamatan Jumantono, diterima oleh Sutarno selaku Kepala Desa Ngunut.
Melalui kunjungan langsung ke Desa Ngunut, terkonfirmasi data melalui gambaran umum bahwa di Desa Ngunut Kecamatan Jumantono memiliki personil 13 orang terdiri dari Sekretaris Desa (Sekdes) dan Perangkat Desa, jumlah Badan Permusyawaratan desa (BPD) ada Sembilan orang. Jumlah Kepala Keluarga (KK) 1.200 dan Jumlah warga sekitar 5.000 orang. Sementara untuk pembangunan terutama jalan desa telah dibangun sekitar 20 kilometer, mata pencaharian penduduk yaitu petani.
“Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Covid-19 melalui kebijakan PPKM, desa telah membentuk posko, secara operasional posko desa menggunakan alokasi 8% dana desa untuk penanggulangan Covid-19, tahun 2021 dana yang disediakan untuk posko desa sampai total 12% dari total dana desa. Dana alokaksi untuk Covid-19 dibelanjakan untuk alat pelindung diri, masker, APD, hand sanitizer, bantuan makanan bagi yang terkena Covid-19. Selain posko disediakan juga ruang isolasi mandiri bagi pasien Covid-19,” ujar Paudah.
Lalu, secara umum, menurut Kades Ngunut Sutarno, untuk pengelolaan administrasi pemerintan antara lain pengelolaan keuangan telah menggunakan Siskeudes dan telah terhubung secara online ke kabupaten namun masih sering terhambat dengan jaringan.
Secara teknis untuk pengelolaan dana desa tahun ini berdasarkan pelaksanaan Perpres 104 Tahun 2021 tentang Rincian APBN, penganggaran telah disesuaikan dengan ketentuan 40% untuk BLT Dana Desa (DD) demikian juga untuk 20% ketahanan pangan dan juga 8 % untuk dukungan penanganan Covid-19. Untuk penerima BLT DD di desa telah ditetapkan melalui SK Kepala Desa dengan KPM warga penerima manfaat 103 orang dengan penerimaan uang Rp.900.000/orang.
Dalam hal peningkatan perekonomian desa, terpantau bahwa telah berdiri unit usaha di Pertashop dengan tipe gild. Unit usaha ini memrupakan bagian dari unit usaha BUMdes dengan skenario pengelolaan dilaksanakan dengan skema investasi desa yaitu pemerintah desa menyediakan modal sebesar RP.400 juta melalui dana desa dan Rp.69 juta dari dana masyarakat. Modal tersebut antara lain untuk sewa lahan selama 10 tahun sebesar Rp.25 juta, modular dan operasional lainnya. Pertashop mulai berdiri bulan Oktober 2021, dan selama lima bulan laba bersih sebesar Rp.50 juta skema pembagian laba yaitu 75% diberikan kepada pemilik modal dalam hal ini pemerintah desa, 25 % untuk operasional. Dari angka 75% untuk PAD sebesar 35% dan 65% operasional dan persediaan.
“Keberadaan Pertashop sangat diapresasiasi oleh masyarakat dikarenakan adanya kemudahan akses BBM kualitas tinggi di masyarakat. Namun beberapa kendala kami temukan diantaranya adanya keluhan keterlambatan pengisian tanki dan belum adanya call center untuk menampung keluhan,” tambah Sutarno.
Selanjutnya menuju Desa Kemuning Kecamatan Ngorgoyoso, rombongan Ditjen Bina Pemdes diterima oleh Kepala Desa Kemuning Widadi Nur Widyoko yang telah menjabat sebagai kepala desa selama tiga periode. Dan melalui kunjungan langsung ke des aini, terkonfirmasi data jumlah penduduk 6801 jiwa dengan jumlah KK adalah 2258, mata pencaharian penduduk desa yaitu petani. Beberapa inovasi telah memperoleh penghargaan di antaranya BCA, Telkom Indonesia dan Kementerian Pariwisata.
Pemerintah Desa Kemuning mendeklarasikan desa Kemuning sebagai Desa Digital. Sebagai desa digital, Desa Kemuning mendapatkan pendampingan khusus dari PT. Telkom. Kerjasama dengan Telkom untuk desa digital sepenuhnya didukung Telkom, mulai dari pengadaan server, aplikasi bahan ruang command center yang disipkan di kantor Desa Kemuning. Command center Desa Kemuning merupakan pusat data dan informasi yang juga dilengkapi dengan panic button untuk peringatan dini terhadap situasi kebencanaan.
“Di dalam aplikasi smart village Desa Kemuning memuat smart government (pemerintahan desa cerdas), smart economy (ekonomi desa cerdas), smart society (masyarakat desa cerdas),” terang Widadi.
Smart government, menurut Widadi merupakan layanan yang terkait untuk pelayanan administrasi masyarakat, perencanaan dan monitoring serta evaluasi program atau kegiatan desa yang meliputi ddministrasi: pengajuan surat dan pelaporan masyarakat. Perencanaan dan evaluasi: e-monev. Pengelolaan data desa: portal desa, dashbord desa, user central management (UCM). Smart economy merupakan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi dari masyarakat. Semua jenis usaha dari masyarakat terhubung dalam aplikasi ini. Masyarakat dapat bertransaksi melalui aplikasi dan bagi pemerintah, transaksi masyarakat dapat dipantau ketertibannya dalam pembayaran pajak terutama pajak terkait pengelola restoran. Beberapa aktifitas perekonomian yang dapat diakses melalui aplikasi smart economy yaitu Bumdes: Pasar Desa, Grosir Desa. UMKM: Kasir Digital (iKas dan Banum). Wisata: eLoket, cashless payment (Link Aja dan QRen).
Selanjutnya tentang smart society, merupakan layanan terkait dengan pendidikan, kesehatan, lingkungan dan kemanan dan konektivitas untuk masyarakat desa. Perencanaan dan evaluasi, terdapat kegiatan ePuskesmas, ePustu, e Posyandu. Pada masing masing layanan, masyarakat dapat memberikan update tentang jadual pelaksanaan kegiatan dan pelayanan yang sedang berlangsung. Lingkungan dan keamanan, CCTV-Surveillance, panic button, early warning system, horn speaker, weather monitoring. “Untuk konektivitas dengan Mesh Wifi, internet desa,” tambah Widadi.
“Kami menangkap kesan yang sangat baik pada Kades Kemuning, di mana orientasi kepemimpinan dalam mengarahkan penyelenggaraan pemerintahan lebih mengedepankan pola pemberdayaan masyarakat dan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada di masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkap Paudah.
Di Desa Kemuning, toko toko klontong dioptimalkan, jika masyarakat kekurangan modal diberikan stimulan pembiayaan dari desa dengan bunga rendah yaitu paling tinggi 0,5% untuk setiap pinjaman dan dikelola oleh kelompok. Demikian juga untuk pengelolaan tempat wisata, Desa Kemuning yang berada di ketinggian bukit memiliki udara yang segar, dan lingkungan yang masih asri, pemerintah desa memfasilitasi desa ini sebagai desa wisata agro di mana sarana atau usaha pendukung seperti restoran dimiliki oleh orang desa dengan karyawan oleh masyarakat setempat.
Saat ini Pemdes Kemuning memiliki beberapa aset aktif untuk usaha, di antaranya tanah bengkok dibuat restoran dan dikelola oleh BUMdes, di samping itu tahun 2022 ini sebanyak 17 hektar perkebunan teh milik BUMN dihibahkan ke pemerintah desa yang direncanakan menjadi wisata kebon teh ke depan.